Search

Keep Update On @Hallomamika

Friday 22 December 2017

TIFUS PADA BAYI


TIFUS ! Identik sama sakit perut dan diare. Biasanya korban penyakit ini adalah orang yang doyan jajan sembarangan atau main kotor”an . Intinya sih jorok . Begitu pemikiran mayoritas mengenai penyakit ini . Lebih spesifik tentang tipes bisa dibaca disini yha .

Artikel ini saya buat dengan tujuan memberi warning kepada para orangtua, khususnya para mommies mengenai penyakit ini . Saya lebih ke sharing aja sih tentang pengalaman saya, waktu menghadapi anak saya tipes, baru beberapa bulan lalu .

Waktu itu kami sekeluarga baru pulang dari liburan singkat ke jogja dan solo . Selama disana, mika (14 bulan) makan bersama dengan semuanya . Hanya saya tetap control apa yang boleh dan tidak . Kebanyakan kami makan di hotel dan restoran yang bisa dibilang udah ‘aman’ karna udah dikenal dimana-mana . Dan selama disana pun, mika nggak ada indikasi kolik ataupun diare . Bahkan sampai saat kembali ke rumahpun masih sehat dan bugar . Sakitnya dimulai dari H+3 setelah kembali dari liburan .




H+0 : Mika mulai berkurang nafsu makannya, dan malam udah mulai rewel tidurnya . Tapi masih mau tidur diletakkan di kasur . Pupup normal .

H+1 : Lidah mulai berwarna lebih merah dari biasanya, dan mulai ada lapisan warna kekuningan di atasnya . Mulai nolak makan dan badannya udah mulai keluar keringat padahal udaranya normal . Kayak sumuk gitu . Saya perbanyak cairan aja seperti jus sama air putih . Mika masih ASI yha, nggak ada tambahan sufor . Pupup normal .

H+2 : Mulai anget sekitar 37,++ dan mulai megangin kepalanya . Saya yakin dia sakit kepala . Saya masih kasih essential oil untuk meredakan demam dan sakit kepalanya, Alhamdulillah mendingan langsung turun panasnya dan bisa tidur . Mau makan sedikit lebih baik dr kemarin . Pupup normal . Masuk malam, mulai rewel lagi dan mulai ada batuk kering . Nggak mau tidur kalo nggak digendong . Kadang tiba” nangis kejer dan susah ditenangin . Dan cuma mau sama mamanya aja . Tengah malam naik lagi panasnya jadi 38,++ . Saya minumin penurun panas . Ini sampe pagi kayak gini . Akhirnya saya putuskan bawa ke dokter .

H+3 : Saya langsung bawa Mika ke RS. Hermina Ciputat . Dokter mika yang regular lagi ke LN ada urusan . Jadilah ganti dokter yang available aja . Beliau bilang cuma radang dan efek perubahan cuaca . Dikasih obat puyer aja . Saya pulang dengan perasaan ‘agak’ lega . Walaupun seharian mika masih lumayan rewel, nggak mau makan dan nggak pupup juga . Saya tekan perutnya kok keras yha? Padahal blm pupup cuma sehari . Khawatir, iyha pastinya . Tapi saya tunggu aja, mungkin karna efek obat atau karna batuk .

H+4 : Nggak ada perubahan . Nyaris sama seperti kemarin . Tapi seharian ini anak nggak tidur . Makan cuma mau biscuit 1 keping . Malam nangis makin kejer . Dan narik” rambut sambil mulai megangin perut . Ya Allah ini kenapa . Saya bingung banget deh . Udah beberapa hari nggak tidur, anak tiba” nangis kejer berkali-kali kayak kesakitan . Bukan kayaknya lagi, saya tau dia kesakitan, dan saya tau sakitnya di perut dan kepala . Tapi saya nggak tau harus gimana saat itu . Saya hanya bisa gendong terus sambil nyusuin .  Mika udah nggak pupup dari kemarin .

H+5 : Saya kembali ke dokter yang kemarin lagi . Saya ceritakan apa yang terjadi kemarin sampai pagi ini . Dokternya cuma nyuruh saya sabar dan habiskan obatnya . Penyembuhan butuh proses katanya . Dan mika masih cuma dinyatakan radang biasa . Saya nggak yakin loh . Bener deh . Saya sering menghadapi mika waktu radang . Tapi nggak begini . Malamnya masih seperti sebelumnya . Total udah mau 5 hari mika nggak dapat tidur yang berkualitas .

H+6 : Saya nggak berhenti browsing dan tanya sana sini tentang gejala yg dialami anak saya . Sampai waktu saya googling dan memasukan smua gejala yang dialami anak saya, muncul kalimat tifes . Saya baca banyak artikel mengenai tifes bada bayi, namun jarang sekali yang sharing cerita lengkapnya . Entah kenapa saya merasa kalau mika tifes . Saya bilang ke suami, tapi beliau yakin bahwa mika hanya demam biasa dan radang, sama seperti kata dokter . Saya masih curiga mika tifes, dan sudah nyaris yakin . Baiklah, besok saya harus ke dokter .


H+7 (1): Saya chat teman saya yang kerja di RS Yadika Tanah Kusir, untuk minta bantuan tes widal supaya cepat keluar . Kebetulan dia petugas lab disana . Sayang dia lagi cuti . Tapi alhamdulillah dia menugaskan temannya untuk membantu saya . Akhirnya jam 3 sore saya berangkat ke RS Yadika untuk test darah mika . Selama menunggu, saya terus berdoa smoga yang saya takutkan itu nggak bener . Tapi ALlah berkehendak lain, hasil tifesnya positif . Saya buka sendiri amplopnya . Untuk memastikan, saya tanya sepupu dan bude saya yang dokter . Dan mereka juga meyakinkan saya bahwa hasilnya positif . Kami pulang kerumah, lalu kembali ke RS Yadika untuk konsultasi dengan dokter . Saat kembali ke RS, saya sudah sekalian membawa Koper dengan perlengkapan mika . Pakaian, Mainan, Bantal Guling, Skin Care dan Keperluan lainnya . Saya ada feeling mika akan dirawat . Kami konsultasi dengan Dr. Rina yang dulu juga pernah menangani mika saat DSa regularnya tidak ada . Dan ya, setelah berkonsultasi dan beliau mengecek hasil lab, mika diwajibkan rawat inap . Sedih? Jangan ditanya lagi . Tapi yang bikin hati saya hancur baru akan dimulai .






Mika dirawat selama 3 hari dimulai dari malam kedatangan kami saat konsultasi ke dokter .

H+7 (2) : Masuk ke ruang rawat inap jam 9 malam, setelah bersih" dan ganti pakaian tidur, mika diminta ke ruang tindakan untuk di infus . Disini, pertama kalinya saya melihat menyaksikan mika nangis jeker mohon mohon sama saya . Dia ketakutan . Nggak mau dibedong, nggak mau diinfus . Bahkan dia teriak teriak "NGGAK MA, NGGAK MA, NGGAK MA" berkali kali sampai sesenggukan saat ditidurkan untuk dipasang infusnya . Saya udah nggak tega banget, rasanya pengen ngangkat anak saya dan nggendong saya tenangin . Tapi kalau nggak diinfus, kapan sembuhnya? Alhamdulillahnya hanya sekali tusukan dan infus sudah berhasil masuk . Dilakukan tes alergi, untuk mengetahui apakah akan alergi terhadap antibiotik yang mau diberikan apa tidak, untuk diberikan sejam kemudian . Setelah itu, saya gendong beberapa jam sebelum mika mau ditidurkan sendiri di kasurnya . Alhamdulillah, dia akhirnya bisa tidur setelah beberapa hari kurang istirahat .

H+8 : Mika bangun jam 9 pagi, dan saya melihat bentol tes alergi di tangan mika semakin memerah . Saya panggil suster, tapi dia cuma bilang bahwa itu reaksi normal karna bekas tusukan aja, bukan reaksi alergi . Oh, begitu . Baiklah . Hari ini berlangsung normal, mika banyak tidur, selalu nangis saat pemberian obat, nonton tv, makan sudah ada yang masuk walaupun sedikit . Beberapa kerabat menjenguk . Mika minta lari kesana kesini, dan saya dibelakangnya jagain sambil megangin tiang infusan . Alhamdulillah sudah sangat aktif . Alhamdulillah . Malamnya, jam 8 mulai diare . Kenapa? Sebelumnya nggak diare . Nggak ada respon pasti dari susternya . Tidur nggak senyenyak kemarin . Jam 10 masuk kantong kedua antibiotik, dan saya reflex bertanya sama suster apakah diare mungkin karna nggak cocok sama antibiotiknya? Susternya jawab "Nggak bu, kan dari kemarin nggak kenapa kenapa . Mungkin karna makanannya aja, nanti kita ganti yang lebih gampang dicerna ." Loh, kalo susah dicerna harusnya konstipasi dong yha, bukan diare . Saat ganti jam jaga suster, dia ngecek infusan dan ngoprak ngaprik karna nggak gerak, eh sambil nlp aja loh dia . Astagfirullah .  Sampai jam 3 pagi, lebih dari 5 kali infusan di cek dan di utak atik . Sebanyak itu juga mika nangis dan merasa terganggu .




H+9 : Jam 7 pagi, darah di infusan mika naik sampai cukup jauh ke atas . Saya panggil suster lagi, di utak atik lagi . Beberapa kali sampai jam 11 . Saat dokter visit, beliau menyarankan infus diulang dan dipindah . Hati saya yang sudah hancur karna kejadian kmrn, nggak bisa makin hancur lagi . Karna memang harus saya yang nemenin untuk diinfus . Suami saya kerja . Setelah drama ganti infusan ke tangan sebelahnya, mika saya gendong beberapa waktu dan akhirnya tidur dan pindah ke kasur . Belum ada 1 jam, darah naik lagi ke atas . Saya panggil suster lagi, dan suster bilang untuk ganti lagi infusannya . TIDAK !!!! Saya nggak mau, saya nggak kuat, saya nggak tega . Disitu saya minta saran suami dan keluarga untuk bawa mika pulang aja, saya lanjutkan rawat di rumah . Dan ya, setelah mengurus administrasi dll, kami pulang ke rumah . 
Walaupun minimal rawat inap di RS adalah 3 hari untuk pasien tifes, tapi saya yakin insyaallah saya bisa melanjutkan merawat mika dirumah . Saya nggak mau mika trauma karna RS . Banyak kejadian di RS yang bikin mika takut . Dia tau bunyi sepatu salah seorang suster pas mendekat, dan dia langsung mendekat dan memeluk saya ketakutan . dan kasur di RS nggak senyaman dirumah, istirahat nggak bisa maksimal . Home Sweet Home .

Sampai di rumah, mika mandi, makan dan minum obat . Alhamdulillahnya, makannya banyak . Nyaris habis 1 porsi . Masih diare, tapi sudah nggak megangin perutnya lagi . Tapi saat minum obat, nangis kejer seperti di RS . Padahal sebelum masuk RS, nggak pernah susah kalau minum obat . Ini yang saya takutkan, Trauma . Mulai muncul bintik" merah di tangan dekat bekas infusan, kaki dan punggung . Saya hanya kasih cream katna saya pikir itu reaksi gatal karna antibiotik .

Malamnya, mika masih agak rewel dan masih banyak minta digendong . Beberapa kali diare, dan beberapa kali terlihat lemas .

H+10 : Hari ini agak lebih baik, tapi masih diare . Dan kulit sekitar lubang anusnya memerah iritasi . Ini saya yakin efek antibiotik . Bahkan bekas infusan dan tes alergipun masih merah dan sekitarnya ada beberapa bentol . Saya nggak mau dan nggak perlu nanya lagi ke RS untuk memastikan ini alergi antibiotik . Saya pakaikan clodi dan selalu bersihkan air hangat serta oleskan krim khusus rash . Malamnya, mika sudah mau tidur sendiri setelah sebelumnya kenyang menyusu . Disitu, pertama kali saya tidur nyenyak setelah 10 hari . Mika bangun besoknya jam 7 pagi, mandi air hangat dan sarapan .


Ibu juga bisa mengalami trauma sama seperti bayi . Sampai saat ini, kalau mika nangis rewel lama atau susah tidur dan diare, saya udah ketakutan akan tipes lagi .  Saya ingat pertanyaan Dr. Rina waktu kontrol untuk cek mika .

" Bu, ibu kenapa minta tes Widal ke lab? Apa ibu sudah tau anak ibu tipes? " 

Saya tau, dari feeling sebagai seorang ibu . Saya bukan dokter, bukan ahli medis . Tapi insyaallah feeling sebagai seorang ibu nggak salah .

Sehebat apapun dokter dan tenaga medis lain, mereka nggak 24 jam bersama anak kita . Anak kita nggak akan nangis dan meluk mereka saat takut, nggak akan minta makan dan minum ke mereka saat lapar, nggak akan minta dikelonin saat mau tidur .

Feeling seorang ibu mungkin bisa salah, tapi nggak boleh dianggap remeh 'ah cuma feeling' gitu aja .Dukung keputusan seorang ibu kalau ada alasan baik dibelakangnya .

Saya takut setengah mati loh waktu mika disuruh ganti infusan lagi untuk ketiga kalinya pasang infus lagi . Otak saya aja udah nyuruh pulang . Saya nggak ada tenaga untuk berdebat sama siapapun disitu . Tapi saya harus ada tenaga buat bawa mika pulang . Jadi siapa yang nggak setuju sama saya yang mau bawa pulang mika, yha berdebat sama saya dan siap kalah .

Mika bisa kena tipes darimana? Saya pelajari dari sana sini, tipes hanya karna tinja . Nggak bisa karna hal lain . Saya asumsikan saya atau orang lain kurang bersih saat mengganti popok setelah mika BAB . Sejak MPASI usia 6bulan, mika selalu saya bilas di kamar mandi setiap BAB . Tapi beberapa kali saat travel atau keluar rumah, hanya dengan lap tissu basah .

Disaat kemarin mika tipes, dia sedang fase teething juga . Dan tangannya suka pegang ksana ksini termasuk ke alat kelaminnya . Saya merasa sudah bersih, sering mencuci tangannya . Tapi masih aja kecolongan .

Namanya bakteri, tersebar dimana-mana . Anak segini juga yang gemes banyak, yang megang banyak . Balik ke saya sebagai ibunya, mau setegas apa ke orang yang mau interaksi sama mika . Kadang saya dibilang kebangetan hanya karna minta orang cuci tangan sebelum megang atau nyuapin mika . Karna mereka nggak tau pentingnya bersih itu apa .




Cerita ini saya bagikan supaya banyak orangtua yang makin aware sama tipes, terutama untuk anak"nya . Karna banyak tipes disalah artikan dengan diare atau tumbuh gigi . Gejala yang muncul nyaris sama . Intinya banyak baca, dan banyak cari pengetahuan . Apapun kondisi yang dialami anak kita . Insyaallah, pasti ada jalannya .

Semoga anak kita selalu diberikan kesehatan dan perkembangan yang baik yha :)


Happy Reading
HAPPY MOMMIE HAPPY BABY HAPPY FAMILY
dont forget to follow @hallomamika


No comments:

Post a Comment